📁🔷📁🔷📁🔷📁🔷📁🔷
💫💐 Upaya untuk Memahami Makna Bacaan dalam Sholat
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
🔖💐 BACAAN BANGKIT DARI RUKU’ DAN I’TIDAL
🔰 I’tidal (Berdiri tegak setelah bangkit dari ruku’)
🌙 Terdapat beberapa bacaan yang dituntunkan Nabi ketika I’tidal, yaitu :
7⃣. Bacaan yang disebutkan dalam hadits Abi Sa’id al-Khudry yang diriwayatkan Muslim. (Lafadz hadits dari Abi Sa’id al-Khudry) :
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوْعِ قَالَ رَبَّنَا لَكَ اْلحَمْدُ مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ أَهْلَ الثَّنَاءِ وَاْلمَجْدِ أَحَقُّ مَا قَالَ اْلعَبْدُ وَكُلُّنَا لَكَ عَبْدٌ اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا اْلجَدِّ مَنْكَ اْلجَدُّ
“ Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wasallam jika mengangkat kepala beliau dari ruku’ mengucapkan : Robbanaa lakal hamdu mil’as samaawaati wal ardli wa mil-a maa syi’ta min syai’in ba’du. Ahlats Tsanaa-i wal majdi ahaqqu maa qoolal ‘abdu wakullunaa laka ‘abdun. Allaahumma laa maani’a limaa a’thoyta walaa mu’thiya limaa mana’ta walaa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu “ (H.R Muslim)
👈 رَبَّنَا لَكَ اْلحَمْدُ مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ أَهْلَ الثَّنَاءِ وَاْلمَجْدِ أَحَقُّ مَا قَالَ اْلعَبْدُ وَكُلُّنَا لَكَ عَبْدٌ اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا اْلجَدِّ مِنْكَ اْلجَدُّ
“ Wahai Tuhan kami, (hanya) untukMu lah segala pujian sepenuh langit dan bumi dan sepenuh segala sesuatu sesuai KehendakMu setelahnya. (Engkaulah) Pemilik pujian dan Keagungan, (suatu ucapan) yang paling berhak diucapkan seorang hamba: dan kami seluruhnya adalah hambaMu. Yaa Allah, tidak ada satupun penghalang yang bisa menghalangi dari apa yang Engkau beri, dan tidak ada suatupun pemberi yang bisa memberikan apapun yang Engkau halangi dan tidaklah ada yang bermanfaat kecuali amalan sholeh untuk taat kepadaMu dan segala yang bisa mendekatkan kepadaMu “
☀️ Penjelasan :
🔖 Penjelasan sebagian lafadz di awal sudah dikupas sebelumnya.
🔷 Dalam tambahan lafadz ini kita mengakui bahwa Allahlah yang berhak mendapatkan pujian dan keagungan.
👍 Kita mengakui sepenuhnya bahwa kita adalah hamba Allah, kemudian kita yakini sepenuhnya kekuasaan Allah atas seluruh makhluk yang jika Ia berkehendak untuk memberi suatu manfaat kepada seseorang, tidak ada satu kekuatan pun yang bisa menghalangi tersampaikannya pemberian Allah itu.
✋ Sebaliknya, jika Allah halangi sesuatu sampai pada seseorang, maka tidak akan ada satupun kekuatan yang bisa menyampaikannya pada seseorang tersebut. Hal ini nampak jelas pada lafadz :
اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ
“Yaa Allah, tidak ada satupun penghalang yang bisa menghalangi dari apa yang Engkau beri, dan tidak ada suatupun pemberi yang bisa memberikan apapun yang Engkau halangi”
☝️Makna kalimat :
وَلاَ يَنْفَعُ ذَا اْلجَدِّ مِنْكَ اْلجَدُّ
“Tidaklah bermanfaat kekayaan (duniawi) bagi pemiliknya, karena kekayaan itu berasal dariMu. Hanyalah yang bermanfaat amalan sholih dan segala upaya untuk mendekatkan diri kepadaMu (sesuai dengan yang Engkau ridlai)(dijelaskan oleh AlHafidz dalam Fathul Baari (2/332), AnNawaawi dalam syarh Shohiih Muslim (4/196),Abut Thoyyib dalam ‘Aunul Ma’bud (3/59)).
🔄 Bersambung In Syaa Allah..
~~~~~~~~~~~~~~~~
📙 Dikutip dari Buku "Memahami Makna Bacaan Sholat"
(Sebuah Upaya Menikmati Indahnya Dialog Suci dengan Ilahi).
▶️ Al Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah.
=====================
✍ http://telegram.me/alistiqomah
0 komentar:
Posting Komentar