Ustadz Nashirul Haq
Taklim bada magrib
Masjid ar riyadh, 9 Rabiul awal
Salah satu tantangan terbesar umat islam hari ini adalah ghazwul fikri atau perang pemikiran. Perang ini lebih berbahaya daripada perang fisik dengan senjata apapun.
Jika terjadi agresi militer maka kerusakan hanya pada fisik, bangunan, materi dan kematian. Insyaallah kerusakan fisik lebih mudah dipulihkan, bahkan kesadaran dan kesolidan akan meningkat secara berlipat kalau umat islam diperangi secara fisik. sebagaimana di palestina, suriah atau di indonesia sebelum merdeka.
Perang fisik bisa melahirkan pemuda pemuda tangguh, penghafal penghafal al qur an, mujahid mujahid militan, pemimpin hebat dan negarawan.
Namun saat ghazwul fikri pada kondisi aman, nyaman, tentram lebih berbahaya, berdampak luarbiasa, sistemik, jangka panjang dan sulit dipulihkan. Tragisnya umat islam merasa biasa biasa saja padahal tanpa disadari telah menjadi korban. Itulah bahaya nya ghazwul fikri.
Salah satu dari ghazwul fikri adalah pemaknaan jihad.
Ada yang ekstrim kanan dengan memaknai jihad secara berlebihan atau ghulwu dengan perang, perampasan, perusakan, pertumpahan darah dll. Mereka tidak memaknai jihad secara komprehensif dengan proses proses dan tahapan tahapan yang harus dilaluinya.
Ada juga yg ekstrim kiri dengan berusaha menghilangkan kata atau syariah jihad dalam Islam. Tujuannya untuk memberikan kesan bahwa islam damai dan anti kekerasan. Tentu ini pemaknaan yang parsial.sehingga mengingkari syariah jihad
Hidayatullah berusaha memaknai jihad secara tepat dan proposional.
Seperti tegas di PDO bahwa hidayatullah adalah harakah jihadiyah islamiyah. Kemudian tertulis dalam piagam gunung tembak bahwa membangun peradaban islam adalah kewajiban jihad bagi orang orang beriman.
Peradaban islam adalah mengaktualisasikan keimanan dalam kehidupan sehari hari atau kehidupan masyarakat yang diwarnai dengan nilai nilai islam.
Jihad adalah mengerahkan segala potensi diri untuk menolong agama Allah dengan berusaha mewujudkan agama Allah dalam kehidupan manusia.
Adapun ekspansi atau jihad dengan penyerangan senjata adalah alternatif terakhir setelah ajakan berislam tidak diterima atau umat diserang terlebih dahulu.
Begitulah yang dicontohkan rasulullah dan para sahabat, mengajak dulu baik baik dengan surat atau diplomat, kalau ditolak baru perang.
Jadi jihad adalah salah satu metode untuk mengajak orang beriman atau berislam. Islam adalah agama damai penuh persahabatan.
Jihad adalah konsekwensi dari sebuah keimanan. Allah selalu menyandingkan dan mendahulukan perintah beriman sebelum jihad. Sebab tidak ada jihad sebelum beriman. Dasar atau motivasi jihad adalah keimanan.
Bersambung...
0 komentar:
Posting Komentar