This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 13 Februari 2016

Toko Istri

Toko Istri
.
Sebuah toko “yang menjual istri"
.
Baru saja dibuka di sebuah kota di toko tersebut Laki-Laki dapat memilih istri
.
Namun seseorang harus Mengikuti aturan main yg tertera di Pintu masuk toko tersebut :
.
“Seseorang hanya dapat Mengunjungi toko ini SATU KALI”
.
Toko tersebut terdiri dari 6 lantai Dimana setiap lantai akan Menunjukkan sebuah calon kelompok istri
.
Semakin tinggi lantainya Semakin Tinggi pula nilai wanita tersebut
.
Bagaimanapun, ini adalah semacam jebakan
.
Seseorang dapat memilih wanita di lantai tertentu atau lebih Memilih ke lantai berikutnya tetapi dengan syarat tidak bisa turun ke lantai sebelumnya kecuali untuk keluar dari toko.
.
Lalu…
.
Seorang Laki-Laki Pun Pergi Ke Toko “istri” tersebut untuk mencari Istri …
.
Di lantai 1 terdapat tulisan seperti ini :
.
Lantai 1 : wanita di lantai ini memiliki pekerjaan dan taat pada Tuhan.
.
Laki-Laki itu tersenyum,kemudian dia naik ke lantai selanjutnya.
.
Di lantai 2 terdapat tulisan seperti ini :
.
Lantai 2 : Wanita di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, dan senang anak kecil. Kembali Laki-Laki itu naik ke lantai selanjutnya.
.
Di lantai 3 terdapat tulisan seperti ini :
.
Lantai 3 : wanita di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, senang anak kecil dan cantik banget.
.
” Wow…”  Tetapi pikirannya masih penasaran dan terus naik
.

Lalu sampailah laki2 itu di lantai 4 dan terdapat tulisan :
.
Lantai 4 : Wanita di lantai ini yang memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, senang anak kecil, cantik Banget dan suka membantu Pekerjaan rumah.
.
”Ya ampun !” Dia berseru, ”Aku hampir tak percaya”
.
Dan dia tetap melanjutkan ke lantai 5 dan terdapat tulisan seperti ini :
.
Lantai 5 : wanita di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, senang anak kecil,cantik banget,suka membantu pekerjaan rumah, dan memiliki rasa Romantis
.
Dia tergoda untuk berhenti, tapi Rasa penasaran yg semakin tinggi kemudian membuat dia Melangkah kembali ke lantai 6 dan terdapat tulisan seperti ini :
.
Lantai 6 : Anda adalah pengunjung yang ke 787.567.999
.
- Tidak ada wanita di lantai ini. Lantai ini hanya semata-mata bukti untuk Anda yang tidak pernah puas
.
.
Terima kasih telah berbelanja di toko “istri”. Hati-hati ketika keluar toko dan semoga hari yang indah menyertai Anda.
.
Pesan moral ini bukan cuma Untuk Pria Tapi jg wanita
.
“Puaskanlah dirimu akan Pasangan yg sudah Tuhan berikan
.
Jgn terus mencari yg terbaik, tp jadikanlah yg baik yg sudah Allah sediakan
.
Dan bersyukurlah akan Pasanganmu saat ini krn itulah Pasangan yg terbaik bagi kamu Seumur hidupmu hingga maut Memisahkan
.
Semoga Yang Share Mendapatkan Pasangan Yang Setia Dan Rumah Tang Bahagia

Ilustrator: wagi att

#bukuislam
#busanamuslim
#herbalobat
#geraihambra

Kamis, 11 Februari 2016

🌓 Apakah Shalat Tahajud Harus Tidur Dulu ?

🌓 Apakah Shalat Tahajud Harus Tidur Dulu ?

Assalamualaikum,

afwan ustad boleh kah sholat tahajud tanpa harus tidur dulu misal nya setelah sholat isyak ?

jawaban :

AL USTADZ KARISMAN HAFIDZAHULLAH

Waalaikumussalam.

Tahajud berasal dari kata at-Tahajjud yang mengandung makna bangun dari tidur di waktu malam (Syarh Shahih al-Bukhari libnil Baththol (3/108)).

Karena itu, istilah tahajud diperuntukkan untuk sholat malam setelah bangun tidur. Ini adalah pendapat dari Alqomah, al-Aswad, dan Ibrahim an-Nakhai (dinukil dan dikuatkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya surat al-Isra’ ayat 79).

Sedangkan jika kita melakukan sholat selain sunnah Rowatib setelah sholat Isya', maka secara istilah tidak disebut tahajjud. Tetapi tetap masuk dalam kategori qiyaamul lail (sholat malam). Qiyaamul Lail seyogyanya berjumlah rokaat total ganjil, sehingga disebut sebagai witir.

Sebagian Sahabat Nabi, seperti Abu Hurairah memiliki kebiasaan sholat witir sebelum tidur. Demikian juga bagi orang yg khawatir sulit bangun sebelum Subuh, sebaiknya sholat malam sebelum tidur.

Jika ada pilihan yg sama-sama mudah, sholat qiyamul lail setelah sholat Isya sebelum tidur, atau sebaiknya nanti setelah bangun tidur sebelum Subuh. Yg lebih utama adalah setelah bangun tidur sebelum Subuh.

مَنْ خَافَ أَنْ لَا يَقُومَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ أَوَّلَهُ وَمَنْ طَمِعَ أَنْ يَقُومَ آخِرَهُ فَلْيُوتِرْ آخِرَ اللَّيْلِ فَإِنَّ صَلَاةَ آخِرِ اللَّيْلِ مَشْهُودَةٌ وَذَلِكَ أَفْضَلُ

Barangsiapa yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam maka berwitirlah di awal (malam). Barangsiapa yang ingin bangun di akhir malam, maka berwitirlah di akhir malam karena sholat di akhir malam disaksikan (para Malaikat) dan yang demikian lebih utama (H.R Muslim).

Di ambil dari tanya jawab ikhwan bersama ustadz karisman hafidzahullah d grup al-i'tishom

Di sebebar luaskan

Berbagi ilmu syar'i

Baca artikel terkait : http://www.happyislam.com/2016/02/tata-cara-pelaksanaan-shalat-malam.html

IJINKAN aku bicara tentang makna kecil partisipasi kita.

"Partisipasi"
(Salim A Fillah)

IJINKAN aku bicara tentang makna kecil partisipasi kita.

Mungkin kau adalah peserta atau juga bahkan adalah pengisi, ataupun sekedar orang yang pernah melihat dan menemui fenomena seperti ini, di zaman ini:

“… Ketika beliau keluar tiba-tiba beliau dapati para sahabat duduk dalam halaqoh (lingkaran). Beliau bertanya, “Apakah yang mendorong kalian duduk seperti ini?”

Mereka menjawab, “Kami duduk berdzikir dan memuji Alloh atas hidayah yang Alloh berikan sehingga kami memeluk Islam.”

Maka Rosululloh bertanya, “Demi Alloh, kalian tidak duduk melainkan untuk itu?”

Mereka menjawab, “Demi Alloh, kami tidak duduk kecuali untuk itu.” Maka beliau bersabda, “Sesungguhnya saya bertanya bukan karena ragu-ragu, tetapi Jibril datang kepadaku memberitahukan bahwa Alloh membanggakan kalian di depan para malaikat.” (HR. Muslim, dari Mu’awiyah)

Di tempat inilah disambung keteladanan sejarah

Di forum seperti yang dicontohkan para sahabat, para ghuroba’(orang-orang terasing) masa kini mewujudkan sabda Nabi bahwa mu’min itu cermin bagi Mu’min yang lain.

Mereka saling bercermin diri, tentang perkembangan tilawah al-Qur’an dan hafalannya, tentang sholat malamnya, dan tentang puasa sunnahnya.

Semangatnya tergugah mendengar yang lain menyalip amal-amalnya.

Ia jadi malu mendapati dirinya tak bisa mengatur waktu.

Mereka saling menyebutkan kabar gembira sampai semua merasa bahagia mendengar salah seorang sahabatnya mendapat nilai A.
Mereka saling berbagi agar masalah tak terasa sendiri dihadapi.
Ada yang bercerita tentang amanah-amanah da’wahnya yang katanya semakin mengasyikkan, atau semakin menantang. Yang berkeluasan rizqi membawakan pisang goreng yang tadi pagi dibuat ibunya, atau mangga yang dipetik dari halaman rumahnya.

Sesekali mereka ganti setting forumnya, dengan menginap agar bisa lebih panjang bercengkerama.
Lalu mereka dirikan Qiyamullail bersama. Pernah juga mereka lakukan wisata. Mereka bertemu di tempat rekreasi yang sepi, mengingat Ilahi dan mengagumi kebesaran ciptaan-Nya.
Mereka berdiskusi disaksikan air terjun, punggung bukit bercemara, hutan berlembah yang menawan, atau pasir pantai memutih diterpa gelombang.

Tentu saja yang jauh lebih utama, mereka mengingat Alloh dalam sebuah kumpulan, agar Alloh mengingat mereka dalam kumpulan yang lebih baik.
Mereka baca kitabulloh, mereka kupas isinya, mereka dapati bahwa al-Qur’an menyuruh mereka bersaudara dalam cinta dan mentauhidkan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala.

Tidak ada tekad ketika bubar dan saling bersalaman mendoakan, selain agar yang mereka bahas menjadi amal kenyataan.

“Tidaklah suatu kaum berjumpa di suatu rumah dari rumah-rumah Alloh, mereka membaca kitabulloh, dan mempelaiarinya di antara mereka, kecuali ketenangan turun kepada mereka, rohmat meliputi majelisnya, Malaikat menaungi mereka, dan Alloh menyebut-nyebut mereka dengan bangga di depan malaikat-malaikat yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim, dari Abu Huroiroh)

Di sana bisa kita jumpai wajah saudara yang jenaka, yang pendiam, dan yang tampak lelah karena banyak amanah.

Tapi Subhanalloh… Ini adalah cahaya yang bergetar di antara mereka. Ia bergetar untuk menjadi refleksi jiwa, percepatan perbaikan diri dan perbaikan ummat dalam medium atmosfer cinta.

Saya tak ragu lagi menyebut forum yang terkenal dengan kata liqo’at (pertemuan) ini, sebagai Getar Cahaya di Atmosfer Cinta.

Bahkan ketika suatu waktu Anda yang belum pernah mengikuti forum ini tidak sengaja menemui mereka sedang ada di Masjid Kampus, Musholla Sekolah, rumah seorang Ustadz atau markaz da’wah, lalu Anda bergabung dengan niat serta keperluan yang lain atau mungkin karena iseng saja, Anda takkan pernah kecewa. Percayalah, Anda tak akan pernah kecewa.

Seorang malaikat berkata, “Robbi, di majelis itu ada orang yang bukan dari golongan mereka, hanya bertepatan ada keperluan maka datang ke majelis itu.” Alloh berfirman, “Mereka adalah ahli majelis yang tiada akan kecewa siapa pun yang duduk membersamainya!” (Muttafaq ‘Alaih, dari Abu Huroiroh)

Maka demi Alloh, apa yang Anda tunggu?

Perkenalkan diri Anda pada mereka sejelas-jela
snya.

Katakan, Anda ingin bergabung dengan pertemuan pekanan mereka.

Kalau majelis itu sudah terlalu sesak, lalu efektifitasnya drop, pengasuh majelis itu pasti akan mencarikan sebuah majelis lain yang indah untuk Anda.

Kalau di sekolah Anda dan di kampus Anda ada kegiatan bernama Mentoring, Asistensi Agama Islam atau nama lainnya, barangkali itu pintu lain bagi Anda memasuki Getar Cahaya di Atmosfer Cinta ini.

Setelah itu, bisa jadi Alloh akan menguji Anda. mungkin dengan perasaan Anda bahwa majelis ini tidak seperti yang Anda harapkan. Maka bersabarlah.

“Maka sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.” (Qs. Alam Nasyroh [94]: 5-6)

***
Beberapa teman  mengeluh mendapati beberapa saudaranya telah berubah ketika pindah ke lain kota.

Ada gambaran, betapa sulitnya menjaga istiqomah ketika jauh dari lingkungan iman semula.

Apa yang diceritakan Hanzholah ibn ar-Robi’, bisa menjadi ‘ibroh bahwa pertemuan sesaat demi sesaat dalam majelis ini adalah sarana penjaga konsistensi dan sikap istiqomah -yang kadang-kadang tanpa perlu kita sadari-.

Ketika Abu Bakr berkunjung dan menanyakan kabarnya, Hanzholah pun menjawab, “Hanzholah telah menjadi munafiq!”.

Terperanjat Abu Bakr, lalu ia berkata, “Subhanalloh, apa yang engkau ucapkan?”
Kata Hanzholah, “Kita sering bersama Rosululloh, beliau mengingatkan kita tentang surga dan neraka seolah-olah kita melihatnya dengan mata kepala.
Namun ketika kita keluar dari sisi Rosululloh, bercengkerama dengan anak-anak serta sibuk dengan pekerjaan, kita pun banyak melupakannya.”

“Demi Alloh! Sesungguhnya kami juga merasakan hal seperti ini!”, sahut Abu Bakr membenarkan.

Tak ada curhat yang lebih indah daripada curhat para sahabat. Ya, mereka pun kembali pada Murobbi-nya, Rosululloh Mushthofa.

Dan beliau pun menenteramkan hati para binaannya.

“… Demi Dzat yang jiwaku ditangan-Nya. Seandainya kalian selalu dalam keadaan sebagaimana ketika kalian ada di sisiku dan dalam berdzikir, niscaya Malaikat akan menjabat tangan kalian di tempat-tempat tidur, dan di jalan-jalan kalian. Akan tetapi sesaat demi sesaat, wahai Hanzholah! Sesaat demi sesaat, wahai Hanzhalah. Sesaat demi sesaat!”(HR. Muslim dalam Shohihnya, dari Hanzholah)

Akal sehat para peserta liqo’at menuntun mereka untuk menghayati bahwa majelis ini adalah bagian paling asasi dari hidup mereka.

Ada waktu yang harus diprioritaskan untuknya lebih dari segala aktivitas lainnya.

Kaidahnya jelas: kalau ia tak bersama mereka, ia takkan bersama siapa-siapa; kalau mereka tak bersama dengannya, mereka pasti bersama dengan orang selain dia.

Kadang kita tak merasakan nikmatnya majelis kebersamaan ini.

Padahal, orang lain akan melihat kita berubah dan semakin buruk saat kita berhenti menghadirinya untuk suatu waktu yang cukup lama.

Memang, ia hanya sepekan sekali.

Tetapi bagaimanapun kita tahu, majelis ini adalah majelis ‘ilmu dan dzikir yang tak berhenti sampai tutup usia.

Ketika mereka menutup pertemuan dan pergi untuk keperluan masing-masing, lingkaran itu hanya melebar. Ia melebar seluas aktivitas mereka.

Tentu. Untuk berpartisipasi bagi ummat dalam jangkauannya, mendistribusikan kesholihan yang terasa manis direguknya

#back to melingkar